Sajak Nafas
- badakjantanfn
- Oct 22, 2019
- 1 min read
Kamu tahu, apa yang lebih menenangkan dari duduk bersila diatas puncak gunung yg memanggilmu ?
Berada di dekapanmu dan merasakan hangatnya pelukanmulah jawabannya.
Sebab, detak jantungmu telah menjadi alunan musik folk paling indie yang sangat kucandui.
Bersamamu di hari itu, memiliki kesempatan menikmati sajak-sajak tak berpola pada alunan nafasmu.
Jika nafasmu mampu kutuliskan, jadilah sajak terindah mengalahkan sajak-sajak romantis Rendra.
Sebab, ada banyak tawa yang kurekam dalam memori amygdalaku.
Ada banyak percakapan yang kuabadikan dalam ingantan.
Ada wangi keibuan yang mengoloki hidungku, hingga tanpa sadar aku mengatakan kalimat yang tertulis di buku Kalandaramu pada halaman terakhir.
Sebab, berada di dekapanmu sesaat sebelum kepulangan, adalah hal yang paling kuhindari karena aku takut semuanya akan terucap tanpa sadar, tetapi anehnya selalu kucandui.
Pulang tak pernah susah bila tahu kemana menuju.
Dan, kepadamulah aku ingin menuju.
Nonaku, kamu awal tanpa akhir, dan akhir yang tak membutuhkan awalan.
Kepadamulah aku ingin selalu pulang.

Comments